5/04/2011

Model Penemuan Terbimbing


Teori belajar menurut ilmu jiwa daya: jiwa manusia itu terdiri bermacam-macam daya, dan
masing-masing daya dapat dilatih untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih suatu daya dapat
dipergunakan berbagai cara . Sebagai contoh untuk melatih daya ingat dalam belajar misalnya
dengan menghafal, sehingga ada yang berpendapat bahwa belajar merupakan suatu kegiatan
menghafal beberapa fakta-fakta. Guru yang berpendapat demikian akan merasa puas apabila
muridnya telah sanggup menghafal sejumlah fakta di luar kepala. Demikian juga untuk daya-daya
yang lain. Dalam hal ini, yang penting bukan penguasaan bahan atau materinya, melainkan hasil dari pembentukan dari daya-daya itu.

Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt menyatakan bahwa kegiatan belajar bermula pada suatu
pengamatan. Pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh. Tokoh yang merumuskan
penerapan dari kegiatan pengamatan ke kegiatan belajar adalah Koffka. Terkait dengan belajar,
Koffka berpendapat bahwa hukum-hukum organisasi dalam pengamatan itu dapat diterapkan dalam
kegiatan belajar. Dalam kegiatan pengamatan keterlibatan semua panca indera sangat diperlukan dan mudah atau sukarnya suatu pemecahan masalah tergantung pada pengamatan. Menurut aliran teori belajar ini, seorang belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh apabila seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu. Adapun timbulnya insight itu tergantung: kesanggupan, pengalaman, latihan dan trial and error (Sardiman, 2003: 31). Sehingga ada juga yang berpendapat bahwa belajar adalah latihan, dan hasil belajar akan nampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu, misalnya agar siswa mahir dalam berhitung harus dilatih mengerjakan soal-soal berhitung.

adalah asosiasi antara kesan panca indera (sense impression) dengan
impuls untuk bertindak (impuls to action), dengan kata lain belajar adalah pembentukan hubungan
antara stimulus dan respon, antara aksi dan reaksi. Mengenai hubungan stimulus dan respons
tersebut, Thorndike mengemukakan beberapa prinsip diantaranya bahwa hubungan stimulus dan
respon akan bertambah erat apabila disertai perasaan senang atau puas dan sebaliknya (law of effect) oleh karena itu adanya usaha membesarkan hati dan memuji sangat diperlukan, hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat apabila sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan (law of exercise atau law of use and disuse) oleh karena itu perlu banyak latihan, dan kadang respon yang tepat tidak segera nampak sehingga harus berulang kali mengadakan percobaan-percobaan sampai respon itu muncul dengan tepat (law of multiple respone) sehingga dalam belajar sering disebutnya trial and error.

Teori belajar menurut teori konstruktivisme, yang merupakan salah satu filsafat pengetahuan,
menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Menurut
pandangan teori kontrukstivisme, belajar merupakan proses aktif dari subyek belajar untuk
merekonstruksi makna sesuatu, entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain,
sehingga belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan
yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, dengan demikian pengertiannya menjadi
berkembang. Sehubungan dengan itu ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar (Paul Suparno,
1997), yaitu :
1. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
2. Kontruksi makna adalah proses yang terus menerus.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran
dengan membuat pengertian yang baru.
4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya.
5. Hasil belajar tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek belajar, tujuan, motivasi
mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif di mana siswa membangun
sendiri pengetahuannya dan mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari.